178 - Wajah ganteng itu bahaya, apalagi kalau tiada tangguh di takwa, sebab kerap terjerumus pada perilaku zina. Pacaran dianggap pekerjaan biasa, tebar pesona kepada seluruh wanita. Bila ada yang jatuh cinta, langsung diperangkap dalam tipudaya asmara.
Tak jarang syahwat menjadi berhala, dipuja sebagai landasan pembuktian kesungguhan rasa. Sungguh hal yang demikian benar-benar membuat celaka. Dari itu kepada lelaki ganteng jangan bertindak semena-mena. Apabila kegantengan dijadikan perangkap syahwat tentu kegilaan menjadi nyata.
Hanya lelaki sakit jiwa yang menjadikan kegantengan sebagai sarana mempermudah zina. Lebih baik berwajah biasa-biasa saja, tetapi memilki pesona takwa. Sesungguhnya pesona rupa hanyalah sebatas kesukaan belaka, sedangkan pesona takwa menjadi panggilan jiwa.
Oleh sebab itu, waspadalah duhai para kaum wanita. Jangan perkara ganteng membuatmu menyesal tiada tara. Tipu daya Iblis jelas sesuatu yang paling nyata. Apabila ingin mencapai kesempurnaan cinta, menikah menjadi jalan paling utama.
Jangan mau dibujuk syahwat lelaki ganteng kalau cuma pacaran saja. Muslihat lelaki ganteng itu bisa beragam cara, kalau tidak cerdik menyiasatinya bisa-bisa kesucian jiwa raga akan ternoda. Bila memang lelaki ganteng terpikat padamu atas nama cinta, tawarkan saja untuk berumah tangga. Kalau nyali ciut berarti cuma modal tampang belaka, lebih baik langsung buang dan menganggapnya sebagai ‘barang’ tiada berguna. Susah mendaur ulang lelaki ganteng yang lemah di takwa, sebab dengan pesona rupa dirinya gampang mendapat mangsa.
Namun tidak semua lelaki ganteng mengalami gangguan jiwa. Ada juga yang begitu memuliakan dirinya dengan ilmu agama. Menjadikan pernikahan sebagai kesempurnaan sebuah cinta. Beruntunglah apabila lelaki ganteng memiliki pola pikir yang begitu dewasa. Sudah pasti wanita yang memiliki akan memperoleh kesempurnaan bahagia.
Bagi yang sudah terlanjur ganteng-ganteng sedikit gila karena memberhalakan syahwat belaka, akan lebih baik segera bertaubat kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Percayalah pintu ampunan akan selalu terbuka, asal benar-benar memperbaiki tingkah laku untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa. []
Arief Siddiq Razaan, 29 Januari 2016
sumber : islampos.com