Kemasan bekas air mineral memang banyak dipergunakan kembali oleh sebagian besar masyarakat kita. Bahkan, ada yang menggunakannya sampai berulang kali. Lalu, apakah itu berbahaya? Ini pejelasannya...
Botol bekas air minum dalam kemasan memang banyak yang digunakan kembali atau digunakan berulang-ulang sebagai tempat air minum. Botol tersebut memang di desain dari bahan plastik yang disebut polyethylene terephthalate (PET). Dan bahan tersebut memang boleh digunakan untuk wadah makanan atau minuman.
Lalu, apakah ada kemungkinan tercemarnya makanan atau minuman jika kita menggunakannya sebagai wadah?
Botol dari plastik memang mungkin saja mencemari minuman atau makanan yang ada didalamnya, yaitu masuknya komponen plastik dalam minuman yang dikemas. Cemaran dari bahan plastik dapat bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Meski demikian, dalam penggunaan yang wajar, kemungkinan pencemaran tersebut masih dianggap dalam batas aman.
Menurut hasil penelitian, pencemaran dari bahan plastik meningkat jika makanan atau minuman yang dikemas mengandung lemak atau minyak, atau dalam kondisi panas. Pencemaran juga meningkat jika kemasan terkena sinar matahari (ultra violet), atau kemasan mengalami kerusakan fisik, misalnya penyok-penyok. Pemakaian atau pencucian yang berulang-ulang juga dapat meningkatkan risiko pencemaran dari bahan plastik.
Oleh karena itu, penggunaan botol plastik bekas secara berulang sebaiknya dibatasi hanya untuk beberapa kali pemakaian. Botol plastik yang sudah menunjukkan tanda kerusakan (misalnya penyok-penyok, bergaris-garis putih, pudar, dan sebagainya) sebaiknya jangan digunakan kembali. Jangan pula menggunakan botol plastik untuk tempat minuman panas atau minyak panas.
******
Lalu, apakah ada kemungkinan tercemarnya makanan atau minuman jika kita menggunakannya sebagai wadah?
Botol dari plastik memang mungkin saja mencemari minuman atau makanan yang ada didalamnya, yaitu masuknya komponen plastik dalam minuman yang dikemas. Cemaran dari bahan plastik dapat bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Meski demikian, dalam penggunaan yang wajar, kemungkinan pencemaran tersebut masih dianggap dalam batas aman.
Menurut hasil penelitian, pencemaran dari bahan plastik meningkat jika makanan atau minuman yang dikemas mengandung lemak atau minyak, atau dalam kondisi panas. Pencemaran juga meningkat jika kemasan terkena sinar matahari (ultra violet), atau kemasan mengalami kerusakan fisik, misalnya penyok-penyok. Pemakaian atau pencucian yang berulang-ulang juga dapat meningkatkan risiko pencemaran dari bahan plastik.
Oleh karena itu, penggunaan botol plastik bekas secara berulang sebaiknya dibatasi hanya untuk beberapa kali pemakaian. Botol plastik yang sudah menunjukkan tanda kerusakan (misalnya penyok-penyok, bergaris-garis putih, pudar, dan sebagainya) sebaiknya jangan digunakan kembali. Jangan pula menggunakan botol plastik untuk tempat minuman panas atau minyak panas.
