Gambar Ilustrasi |
178 - Kisah ini terjadi di Afghanistan. Sebagaimana dituturkan oleh Syeikh Abdullah Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah, ada seorang mujahid yang syahid. Atas Kehendak Allah Ta’ala, dari makam mujahid ini senantiasa terdengar suara teriakan takbir “Allahu akbar”.
Mujahid yang menyejarah ini bernama Miya Ghul. Selepas kesyahidannya, datanglah seorang pemimpin Partai Komunis Soviet. Didorong oleh perasaan kesalnya, si pemimpin mendekati jenazah Miya Ghul. Ketika ia menjulurkan kaki untuk menendang jenazah sang mujahid, seketika itu juga kakinya lumpuh. Kasihan.
Gagal dalam aksi perdana, Partai Komunis pun membentuk tim khusus untuk mengikat jasad mujahid. Niatnya, mereka hendak menyeretnya keliling kota Baghlan. Harapannya, dengan menyeret jenazah sang mujahid, masyarakat sekitar akan merasa takut dan gentar kepada tentara Soviet.
Malangnya, tiba-tiba jenazah mujahid Miya Ghul berteriak, “Berikan senjata kepadaku.” Padahal, jasadnya tetap diam. Tidak bergerak sedikit pun. Tim yang diutus pun berlarian. Tunggang langgang. Ketakutan.
Akhirnya, musuh-musuh Allah Ta’ala pun mengirimkan kain kafan. Mereka memberikan perintah kepada ulama-ulama besar yang tidak memusuhi atau dimusuhi pemerintah. Kepada ulama-ulama itu, musuh-musuh Allah berkata, “Ambillah kain kafan ini. Bungkuslah mayatnya. Kalian mustahil dikalahkan selama ada orang-orang seperti dia.”
Setelah dimakamkan, tutur Syeikh Abdullah Azzam, “Selanjutnya, Miya Ghul dimakamkan. Sementara suara takbir masih terus keluar dari makamnya.” Allahu akbar walillahil hamd.
Di Peshawar, keluarga Miya Ghul berkumpul seraya memanjatkan doa. Saudara laki-lakinya memohon kepada Allah Ta’ala dengan mengatakan, “Ya Allah, jika benar bahwa saudara kami syahid, tunjukkanlah bukti kesyahidannya kepada kami.”
Ajaib. Pada malam harinya, turunlah seikat bunga dari langit melalui atap rumah mereka. Bunga misterius itu juga mengeluarkan bau yang sangat harum. Lalu, saudara laki-lakinya itu pun membangunkan saudaranya yang lain, Muhammad bin Yasir, agar ikut mencium wangi bunga dari langit tersebut.
Setelahnya, mereka menyimpan bunga itu seraya diletakkan di tengah-tengah mushaf. Dan pagi harinya, ketika hendak ditunjukkan ke saudara dan anggota keluarganya yang lain, seikat bunga tersebut sudah tidak dijumpai.
Demikian inilah di antara karamah bagi para mujahid yang ikhlas. Dan tidak akan mempercayainya kecuali orang-orang yang memiliki iman yang berkualitas di dalam hatinya.
Apakah Anda percaya? Kami percaya!
Mujahid yang menyejarah ini bernama Miya Ghul. Selepas kesyahidannya, datanglah seorang pemimpin Partai Komunis Soviet. Didorong oleh perasaan kesalnya, si pemimpin mendekati jenazah Miya Ghul. Ketika ia menjulurkan kaki untuk menendang jenazah sang mujahid, seketika itu juga kakinya lumpuh. Kasihan.
Gagal dalam aksi perdana, Partai Komunis pun membentuk tim khusus untuk mengikat jasad mujahid. Niatnya, mereka hendak menyeretnya keliling kota Baghlan. Harapannya, dengan menyeret jenazah sang mujahid, masyarakat sekitar akan merasa takut dan gentar kepada tentara Soviet.
Malangnya, tiba-tiba jenazah mujahid Miya Ghul berteriak, “Berikan senjata kepadaku.” Padahal, jasadnya tetap diam. Tidak bergerak sedikit pun. Tim yang diutus pun berlarian. Tunggang langgang. Ketakutan.
Akhirnya, musuh-musuh Allah Ta’ala pun mengirimkan kain kafan. Mereka memberikan perintah kepada ulama-ulama besar yang tidak memusuhi atau dimusuhi pemerintah. Kepada ulama-ulama itu, musuh-musuh Allah berkata, “Ambillah kain kafan ini. Bungkuslah mayatnya. Kalian mustahil dikalahkan selama ada orang-orang seperti dia.”
Setelah dimakamkan, tutur Syeikh Abdullah Azzam, “Selanjutnya, Miya Ghul dimakamkan. Sementara suara takbir masih terus keluar dari makamnya.” Allahu akbar walillahil hamd.
Di Peshawar, keluarga Miya Ghul berkumpul seraya memanjatkan doa. Saudara laki-lakinya memohon kepada Allah Ta’ala dengan mengatakan, “Ya Allah, jika benar bahwa saudara kami syahid, tunjukkanlah bukti kesyahidannya kepada kami.”
Ajaib. Pada malam harinya, turunlah seikat bunga dari langit melalui atap rumah mereka. Bunga misterius itu juga mengeluarkan bau yang sangat harum. Lalu, saudara laki-lakinya itu pun membangunkan saudaranya yang lain, Muhammad bin Yasir, agar ikut mencium wangi bunga dari langit tersebut.
Setelahnya, mereka menyimpan bunga itu seraya diletakkan di tengah-tengah mushaf. Dan pagi harinya, ketika hendak ditunjukkan ke saudara dan anggota keluarganya yang lain, seikat bunga tersebut sudah tidak dijumpai.
Demikian inilah di antara karamah bagi para mujahid yang ikhlas. Dan tidak akan mempercayainya kecuali orang-orang yang memiliki iman yang berkualitas di dalam hatinya.
Apakah Anda percaya? Kami percaya!
Sumber : kisahikmah.com