178 - Islam merupakan salah satu agama paling besar dengan penganut terbanyak di dunia. Dalam sejarah perkembangannya islam telah banyak melahirkan ilmuan dan para ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan tak sedikit beberapa penemuan yang dilakukan oleh para ilmuan islam ini telah menjadi sebuah kebutuhan seluruh umat manusia di jaman sekarang.
Beberapa penemuan seperti alat operasi hingga ilmu aljabar nyatanya telah menjadi hal biasa dan dibutuhkan oleh semua orang sekarang ini. Namun ironisnya nama penemu dan pengembang dari semua penemuan tersebut tidak banyak diketahui. Orang-orang lebih mengetahui ilmuan-ilmuan yang berasal dari Eropa ketimbang dari kalangan muslim yang ada di timur tengah.
Nah, sebagai pengingat dan penyemangat betapa bangganya kita sebagai umat islam, berikut adalah beberapa peninggalan atau penemuan umat islam yang telah merubah kehidupan dunia. Mulai dari kopi hingga musik yang sudah menjadi kebutuhan semua orang, penemuan-penemuan yang ditemukan ilmuan muslim ini begitu berharga.
Lima Penemuan Islam (Muslim) Yang Telah merubah Dunia...
Sangat sulit membayangkan bagaimana jadinya dunia tanpa adanya kamera. Apalagi bagi orang yang narsis seperti Anda! Perusahaan besar seperti Instagram dan Canon merupakan perusahaan yang tumbuh dan berkembang, menggunakan sebuah ide, menangkap cahaya dari obyek kemudian menciptakan gambar kemudian mencetaknya ataupun menguploadnya untuk disebarkan ke seluruh dunia.
Hal ini mungkin akan sulit dilakukan jika tidak dirintis pertama kali oleh seorang ilmuwan Muslim bernama Ibnu al-Haytham, yang pertama kali mengembangkan ilmu optik dan menjelaskan bagaimana kamera pertama bekerja.
Dia tinggal di Kairo pada awal tahun 1000an, dan merupakan ilmuwan yang sangat fenomenal sepanjang masa. Ketika dijadikan sebagai tahanan rumah oleh pemimpin dinasti Syiah Fatimiyyah saat itu, al-Hakim, dia mempelajari bagaimana cahaya bekerja.
Fokus penelitiannya adalah bagaimana kamera lubang jarum (pinhole camera) bekerja. Ibnu al-Haytham merupakan ilmuwan pertama yang menemukan bahwasanya ketika lubang kecil ditempatkan pada bagian kotak kedap cahaya, maka cahaya dari luar akan terproyeksi ke dalam kotak melalui lubang tersebut.
Dia menyimpulkan bahwa semakin kecil lubang tersebut, maka semakin tajam kualitas gambar yang didapatkan. Hal ini mendorongnya untuk membuat kamera yang secara menakjubkan bisa menangkap gambar dengan tajam dan akurat.
Ibnu al-Haytham menemukan kamera dan bagaimana memproyeksikan dan menangkap gambar. Penemuan ini menginspirasi pengembangan kamera di abad modern dengan menggunakan konsep yang ditemukan oleh Ibnu al-Haytham. Terima kasih padanya karena atas jasanya kita bisa mengabadikan momen-momen yang berharga bersama keluarga dan sahabat yang kita sayangi.
Kita pasti sudah tidak asing dengan marching band. Terdiri atas beberapa pemain alat musik, marching band ini terkadang masuk ke lapangan saat ada pertandingan olahraga untuk menghibur penonton dan menyemangati para pemain. Marching band yang ada saat ini terinspirasi dari marching band yang dibentuk selama masa peperangan di Eropa untuk menyemangati para tentara yang terjun dalam peperangan melawan musuh.
Tradisi marching band untuk menyemangati para tentara ini semula berasal dari kelompok mehter yang ada pada masa dinasti Utsmaniyyah pada tahun 1300an. Kelompok mehter – marching band Utsmani – ini merupakan salah satu faktor yang menjadikan tentara Utsmani menjadi tentara yang paling kuat dan ditakuti di dunia saat itu.
Kelompok mehter merupakan bagian dari prajurit elit Yanissary, elit yang paling ditakuti oleh Eropa. Tugas mereka adalah memainkan musik dengan keras untuk membuat gentar pihak musuh dan menyemangati sekutu. Dengan menggunakan drum yang sangat besar dan simbal yang berdenting keras, menyebabkan suaranya terdengar hingga bermil-mil jauhnya. Selama penaklukan yang dilakukan Utsmani terhadap daerah Balkan pada abad ke 14 dan 16, mehter ini disertakan dalam tentara Utsmani yang sangat menakutkan bagi aliansi Eropa saat itu.
Dengan cepat, Kristen Eropa mengadopsi metode ini untuk menggetarkan pihak musuh. Dalam sebuah cerita dikisahkan bahwasanya setelah upaya penaklukan yang dilakukan pasukan Utsmani terhadap kota Wina pada tahun 1963 gagal dilakukan. Pasukan Utsmani yang mundur, meninggalkan banyak instrumen musik yang kemudian nantinya dikumpulkan, dipelajari dan digunakan oleh pihak Austria. Kemudian terjadilah perubahan besar-besaran, dimana seluruh tentara Eropa menggunakan marching band ini di saat melakukan peperangan.
Universitas yang pertama kali dibangun ada di dunia Islam. Pada masa awal sejarah Islam, masjid juga difungsikan sebagai tempat untuk mengenyam pendidikan dan ilmu pengetahuan. Orang yang menjadi imam di masjid juga akan menjadi pengajar bagi murid-murid yang ingin belajar Qur’an, fikih dan hadits. Setelah dunia Islam terus berkembang luas wilayahnya, dibuatlah institusi formal yang dikenal dengan nama madrasah – tempat belajar bagi para murid.
Universitas formal pertama yang dibangun di dunia adalah al-Qarawiyyin, di kota Fez, Maroko pada oleh seorang saudagar kaya Fatima al-Fihri pada tahun 859. Menurut UNESCO dan Guiness World Records, universitas ini merupakan universitas tertua dan merupakan institusi pendidikan pertama yang memberikan gelar (ijazah) kepada mahasiswanya di dunia.
Universitasnya banyak menarik ulama terkenal yang ada di Afrika Utara dan juga murid-murid cerdas yang ada di sana. Di al-Qarawiyyin, para murid diajar oleh guru-guru selama beberapa tahun. Mereka diajarkan ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Pada akhir program, jika sang guru merasa muridnya lulus, mereka akan memberikannya sebuah sertifikat yang dikenal dengan nama “ijazah”, yang mengindikasikan bahwasanya para murid telah memahami materi yang diberikan dan terkualifikasi untuk mengajarkannya kepada orang lain.
Institusi pendidikan yang memberikan ijazah ini kemudian menyebar cepat ke seluruh dunia Islam. Universitas al-Azhar yang berdiri pada tahun 970 di Kairo dan pada tahun 1000an dinasti Seljuk kemudian membangun banyak madrasah lainnya di Timur Tengah.
Konsep dari institusi yang memberikan sertifikat kelulusan (degree) kemudian menyebar ke Eropa lewat muslim Andalusia di Spanyol, dimana bangsa Eropa banyak belajar di sana. Universitas Bologna di Italia dan Universitas Oxford di Inggris yang dibangun pada abad ke 11 dan 12 kemudian melanjutkan tradisi Muslim dalam memberikan ijazah kepada mahasiswa yang telah lulus kuliah dan menggunakannya untuk menilai kualifikasi seseorang dalam bidang tertentu.
Anak-anak sekolah yang mendapatkan pelajaran Matematika saat ini mungkin banyak yang tak mengapresiasi pentingnya ilmu aljabar. Aljabar merupakan salah kontribusi paling penting yang diberikan masa kegemilangan peradaban Islam kepada dunia modern. Aljabar pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan dan matematikawan hebat, bernama Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, yang hidup pada tahun 780-850 di Persia dan Iraq.
Dalam bukunya yang monumental, Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Indonesia: Buku Ringkas Perhitungan Aljabar dan Keseimbangan), dia menyatakan ada empat prinsip dasar dalam persamaan aljabar. Dalam judul bukunya sendiri terdapat kata “al-jabr” yang dalam bahasa Arab artinya “penyelesaian”, dan dari kata tersebut kata algebra dalam bahas Inggris (dan aljabar dalam bahasa Indonesia, ed) berasal.
Dalam bukunya, al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan problem di dunia nyata seperti perhitungan zakat dan pembagian waris. Aspek unik dari alasannya dalam mengembangkan aljabar adalah keinginannya untuk membuat perhitungan-perhitungan dalam hukum Islam menjadi lebih mudah dilakukan di masa dimana belum ditemukan kalkulator dan komputer seperti kita saat ini.
Kitab al-Khawarizmi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerald de Cramona. Di Eropa, dia dikenal dengan nama Algoritmi. Kata algoritma (english: algorithm) dalam dunia komputer juga berasal dari nama dan hasil karyanya. Tanpa jerih payahnya dalam mengembangkan aljabar, pengaplikasian matematika di keilmuan modern, seperti teknik akan sulit untuk dilakukan. Hasil karyanya digunakan sebagai rujukan di universitas-universitas Eropa selama ratusan tahun setelah kematiannya.
Ada sekitar 1,6 milyar cangkir kopi yang diminum tiap harinya di seluruh belahan bumi. Milyaran orang menjadikan aktivitas minum kopi menjadi rutinitas harian mereka. Dan hanya sedikit yang tahu bahwasanya minuman yang sudah menyebar ke seluruh dunia merupakan hasil penemuan umat Muslim.
Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1400an kopi menjadi minuman yang populer di kalangan Muslim Yaman. Cerita ini bermula dari adanya seorang gembala (ada yang mengatakan berasal dari Yaman, ada juga yang mengatakan ini berasal dar Ethiopia) melihat kambing-kambingnya menjadi lebih berenergi dan banyak bergerak sesudah memakan biji-bijian dari suatu pohon.
Kemudian dia memberanikan diri untuk mengkonsumsi biji-bijian itu, dan kemudian dia merasakan tambahan energi yang luar biasa. Seiring berjalannya waktu, tradisi memanggang biji kopi dan mencampurnya dengan air untuk menjadikannya minuman berenergi terus berkembang, dan dari sanalah minuman kopi tercipta.
Entah cerita mengenai gembala tersebut benar atau tidak, kopi memang pertama kali ditemukan di dataran Yaman dan kemudian dibawa menuju khilafah Ustmaniyyah, pusat pemerintahan Islam di abad ke-15. Tempat-tempat yang menjual minuman ini kemudian menyebar di kotab-kota besar dunia Islam: Kairo, Istanbul, Damaskus dan Baghdad.
Dari dunia Islam, kopi mulai masuk ke Eropa melalui saudagar-saudagar dari Venisia. Walaupun oleh otoritas Katolik, kopi saat itu dicap sebagai “Muslim drink” atau minumannya orang Islam, kopi malah menjadi bagian dari kebudayaan Eropa hingga saat ini.
Cafe yang menyediakan kopi pada tahun 1600an merupakan tempat dimana para filosof bertemu dan mendiskusikan isu-isu seperti isu hak asasi manusia, peran pemerintah dan demokrasi. Diskusi-diskusi bersama kopi ini kemudian yang melahirkan pergerakan “pencerahan” di bumi Eropa, satu pergerakan intelektual paling menyejarah di abad modern.
Dari gembala Yaman/Ethiopia hingga melahirkan gagasan politik baru di Eropa, hingga dikonsumsi lebih dari 1 milyar cangkir per harinya, kopi merupakan penemuan Muslim yang paling penting dalam sejarah peradaban manusia.
Sumber : log.viva.co.id
Beberapa penemuan seperti alat operasi hingga ilmu aljabar nyatanya telah menjadi hal biasa dan dibutuhkan oleh semua orang sekarang ini. Namun ironisnya nama penemu dan pengembang dari semua penemuan tersebut tidak banyak diketahui. Orang-orang lebih mengetahui ilmuan-ilmuan yang berasal dari Eropa ketimbang dari kalangan muslim yang ada di timur tengah.
Nah, sebagai pengingat dan penyemangat betapa bangganya kita sebagai umat islam, berikut adalah beberapa peninggalan atau penemuan umat islam yang telah merubah kehidupan dunia. Mulai dari kopi hingga musik yang sudah menjadi kebutuhan semua orang, penemuan-penemuan yang ditemukan ilmuan muslim ini begitu berharga.
Lima Penemuan Islam (Muslim) Yang Telah merubah Dunia...
Kamera - Oleh Ibnu al-Haytham
Sangat sulit membayangkan bagaimana jadinya dunia tanpa adanya kamera. Apalagi bagi orang yang narsis seperti Anda! Perusahaan besar seperti Instagram dan Canon merupakan perusahaan yang tumbuh dan berkembang, menggunakan sebuah ide, menangkap cahaya dari obyek kemudian menciptakan gambar kemudian mencetaknya ataupun menguploadnya untuk disebarkan ke seluruh dunia.
Hal ini mungkin akan sulit dilakukan jika tidak dirintis pertama kali oleh seorang ilmuwan Muslim bernama Ibnu al-Haytham, yang pertama kali mengembangkan ilmu optik dan menjelaskan bagaimana kamera pertama bekerja.
Dia tinggal di Kairo pada awal tahun 1000an, dan merupakan ilmuwan yang sangat fenomenal sepanjang masa. Ketika dijadikan sebagai tahanan rumah oleh pemimpin dinasti Syiah Fatimiyyah saat itu, al-Hakim, dia mempelajari bagaimana cahaya bekerja.
Fokus penelitiannya adalah bagaimana kamera lubang jarum (pinhole camera) bekerja. Ibnu al-Haytham merupakan ilmuwan pertama yang menemukan bahwasanya ketika lubang kecil ditempatkan pada bagian kotak kedap cahaya, maka cahaya dari luar akan terproyeksi ke dalam kotak melalui lubang tersebut.
Dia menyimpulkan bahwa semakin kecil lubang tersebut, maka semakin tajam kualitas gambar yang didapatkan. Hal ini mendorongnya untuk membuat kamera yang secara menakjubkan bisa menangkap gambar dengan tajam dan akurat.
Ibnu al-Haytham menemukan kamera dan bagaimana memproyeksikan dan menangkap gambar. Penemuan ini menginspirasi pengembangan kamera di abad modern dengan menggunakan konsep yang ditemukan oleh Ibnu al-Haytham. Terima kasih padanya karena atas jasanya kita bisa mengabadikan momen-momen yang berharga bersama keluarga dan sahabat yang kita sayangi.
Marching Band Militer
Kita pasti sudah tidak asing dengan marching band. Terdiri atas beberapa pemain alat musik, marching band ini terkadang masuk ke lapangan saat ada pertandingan olahraga untuk menghibur penonton dan menyemangati para pemain. Marching band yang ada saat ini terinspirasi dari marching band yang dibentuk selama masa peperangan di Eropa untuk menyemangati para tentara yang terjun dalam peperangan melawan musuh.
Tradisi marching band untuk menyemangati para tentara ini semula berasal dari kelompok mehter yang ada pada masa dinasti Utsmaniyyah pada tahun 1300an. Kelompok mehter – marching band Utsmani – ini merupakan salah satu faktor yang menjadikan tentara Utsmani menjadi tentara yang paling kuat dan ditakuti di dunia saat itu.
Kelompok mehter merupakan bagian dari prajurit elit Yanissary, elit yang paling ditakuti oleh Eropa. Tugas mereka adalah memainkan musik dengan keras untuk membuat gentar pihak musuh dan menyemangati sekutu. Dengan menggunakan drum yang sangat besar dan simbal yang berdenting keras, menyebabkan suaranya terdengar hingga bermil-mil jauhnya. Selama penaklukan yang dilakukan Utsmani terhadap daerah Balkan pada abad ke 14 dan 16, mehter ini disertakan dalam tentara Utsmani yang sangat menakutkan bagi aliansi Eropa saat itu.
Dengan cepat, Kristen Eropa mengadopsi metode ini untuk menggetarkan pihak musuh. Dalam sebuah cerita dikisahkan bahwasanya setelah upaya penaklukan yang dilakukan pasukan Utsmani terhadap kota Wina pada tahun 1963 gagal dilakukan. Pasukan Utsmani yang mundur, meninggalkan banyak instrumen musik yang kemudian nantinya dikumpulkan, dipelajari dan digunakan oleh pihak Austria. Kemudian terjadilah perubahan besar-besaran, dimana seluruh tentara Eropa menggunakan marching band ini di saat melakukan peperangan.
Pemberian Ijazah di Universitas
Universitas yang pertama kali dibangun ada di dunia Islam. Pada masa awal sejarah Islam, masjid juga difungsikan sebagai tempat untuk mengenyam pendidikan dan ilmu pengetahuan. Orang yang menjadi imam di masjid juga akan menjadi pengajar bagi murid-murid yang ingin belajar Qur’an, fikih dan hadits. Setelah dunia Islam terus berkembang luas wilayahnya, dibuatlah institusi formal yang dikenal dengan nama madrasah – tempat belajar bagi para murid.
Universitas formal pertama yang dibangun di dunia adalah al-Qarawiyyin, di kota Fez, Maroko pada oleh seorang saudagar kaya Fatima al-Fihri pada tahun 859. Menurut UNESCO dan Guiness World Records, universitas ini merupakan universitas tertua dan merupakan institusi pendidikan pertama yang memberikan gelar (ijazah) kepada mahasiswanya di dunia.
Universitasnya banyak menarik ulama terkenal yang ada di Afrika Utara dan juga murid-murid cerdas yang ada di sana. Di al-Qarawiyyin, para murid diajar oleh guru-guru selama beberapa tahun. Mereka diajarkan ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Pada akhir program, jika sang guru merasa muridnya lulus, mereka akan memberikannya sebuah sertifikat yang dikenal dengan nama “ijazah”, yang mengindikasikan bahwasanya para murid telah memahami materi yang diberikan dan terkualifikasi untuk mengajarkannya kepada orang lain.
Institusi pendidikan yang memberikan ijazah ini kemudian menyebar cepat ke seluruh dunia Islam. Universitas al-Azhar yang berdiri pada tahun 970 di Kairo dan pada tahun 1000an dinasti Seljuk kemudian membangun banyak madrasah lainnya di Timur Tengah.
Konsep dari institusi yang memberikan sertifikat kelulusan (degree) kemudian menyebar ke Eropa lewat muslim Andalusia di Spanyol, dimana bangsa Eropa banyak belajar di sana. Universitas Bologna di Italia dan Universitas Oxford di Inggris yang dibangun pada abad ke 11 dan 12 kemudian melanjutkan tradisi Muslim dalam memberikan ijazah kepada mahasiswa yang telah lulus kuliah dan menggunakannya untuk menilai kualifikasi seseorang dalam bidang tertentu.
Aljabar
Anak-anak sekolah yang mendapatkan pelajaran Matematika saat ini mungkin banyak yang tak mengapresiasi pentingnya ilmu aljabar. Aljabar merupakan salah kontribusi paling penting yang diberikan masa kegemilangan peradaban Islam kepada dunia modern. Aljabar pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan dan matematikawan hebat, bernama Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, yang hidup pada tahun 780-850 di Persia dan Iraq.
Dalam bukunya yang monumental, Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Indonesia: Buku Ringkas Perhitungan Aljabar dan Keseimbangan), dia menyatakan ada empat prinsip dasar dalam persamaan aljabar. Dalam judul bukunya sendiri terdapat kata “al-jabr” yang dalam bahasa Arab artinya “penyelesaian”, dan dari kata tersebut kata algebra dalam bahas Inggris (dan aljabar dalam bahasa Indonesia, ed) berasal.
Dalam bukunya, al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan problem di dunia nyata seperti perhitungan zakat dan pembagian waris. Aspek unik dari alasannya dalam mengembangkan aljabar adalah keinginannya untuk membuat perhitungan-perhitungan dalam hukum Islam menjadi lebih mudah dilakukan di masa dimana belum ditemukan kalkulator dan komputer seperti kita saat ini.
Kitab al-Khawarizmi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerald de Cramona. Di Eropa, dia dikenal dengan nama Algoritmi. Kata algoritma (english: algorithm) dalam dunia komputer juga berasal dari nama dan hasil karyanya. Tanpa jerih payahnya dalam mengembangkan aljabar, pengaplikasian matematika di keilmuan modern, seperti teknik akan sulit untuk dilakukan. Hasil karyanya digunakan sebagai rujukan di universitas-universitas Eropa selama ratusan tahun setelah kematiannya.
Kopi
Ada sekitar 1,6 milyar cangkir kopi yang diminum tiap harinya di seluruh belahan bumi. Milyaran orang menjadikan aktivitas minum kopi menjadi rutinitas harian mereka. Dan hanya sedikit yang tahu bahwasanya minuman yang sudah menyebar ke seluruh dunia merupakan hasil penemuan umat Muslim.
Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1400an kopi menjadi minuman yang populer di kalangan Muslim Yaman. Cerita ini bermula dari adanya seorang gembala (ada yang mengatakan berasal dari Yaman, ada juga yang mengatakan ini berasal dar Ethiopia) melihat kambing-kambingnya menjadi lebih berenergi dan banyak bergerak sesudah memakan biji-bijian dari suatu pohon.
Kemudian dia memberanikan diri untuk mengkonsumsi biji-bijian itu, dan kemudian dia merasakan tambahan energi yang luar biasa. Seiring berjalannya waktu, tradisi memanggang biji kopi dan mencampurnya dengan air untuk menjadikannya minuman berenergi terus berkembang, dan dari sanalah minuman kopi tercipta.
Entah cerita mengenai gembala tersebut benar atau tidak, kopi memang pertama kali ditemukan di dataran Yaman dan kemudian dibawa menuju khilafah Ustmaniyyah, pusat pemerintahan Islam di abad ke-15. Tempat-tempat yang menjual minuman ini kemudian menyebar di kotab-kota besar dunia Islam: Kairo, Istanbul, Damaskus dan Baghdad.
Dari dunia Islam, kopi mulai masuk ke Eropa melalui saudagar-saudagar dari Venisia. Walaupun oleh otoritas Katolik, kopi saat itu dicap sebagai “Muslim drink” atau minumannya orang Islam, kopi malah menjadi bagian dari kebudayaan Eropa hingga saat ini.
Cafe yang menyediakan kopi pada tahun 1600an merupakan tempat dimana para filosof bertemu dan mendiskusikan isu-isu seperti isu hak asasi manusia, peran pemerintah dan demokrasi. Diskusi-diskusi bersama kopi ini kemudian yang melahirkan pergerakan “pencerahan” di bumi Eropa, satu pergerakan intelektual paling menyejarah di abad modern.
Dari gembala Yaman/Ethiopia hingga melahirkan gagasan politik baru di Eropa, hingga dikonsumsi lebih dari 1 milyar cangkir per harinya, kopi merupakan penemuan Muslim yang paling penting dalam sejarah peradaban manusia.
Sumber : log.viva.co.id