178 - Kisah inspiratif ini kami ambil dari salah satu komunitas terbesa di media sosial facebook, Komunitas Ayah Eddy. Semoga bermanfaat...
*****
APAKAH KITA AKAN MENUNGGU HINGGA TUHAN MENJATUHKAN BATU?
*****
APAKAH KITA AKAN MENUNGGU HINGGA TUHAN MENJATUHKAN BATU?
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi.
Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tdk bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja. Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya.
Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yg sama.
Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu lemparkannya ke arah org itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yg berisi pesannya.}
Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya . Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan "batu" kepada kita.
Suatu ketika ada orang tua yg memiliki empat orang anak yg katanya selalu saja membuat masalah...., katanya yang pertama anaknya cerewetnya bukan main, suka berkelit, dan memaksakan kehendaknya, tapi yg kedua pendiamnya bukan main sampai2 ia merasa sulit mengajaknya bicara, lain lagi dengan yg ke tiga, kerasnya alang kepalang hingga hampir setiap hari pasti bertengkar dengan orang tuanya, lantas... saya bertanya pada orang tua ini... bagaimana dengan yg terakhir... Wah kalo yang ini luar biasa cuek...males... kerjanya hanya main dan main lagi dengan teman-temannya...
Sy bicara panjang lebar....tentang anaknya yg sesungguhnya tidak ada masalah melainkan hanya memiliki sifat yg berbeda2 dan membutuhkan pendekatan yg berbeda pula dan bukan kekurangan yg setiap saat harus di keluhkan. Saya mengajak orang tua ini untuk lebih melihat sisi posistif dari anak2nya dan berfokus serta bersykur atas adanya perbedaan sifat2 tersebut, yg sepertinya saling melengkapi satu sama lain.
Namun... sayang sekali orang tua ini tidak bisa menerima penjelasan saya dan terus saja mengeluh...
Sampai suatu ketika dalam sebuah perjalanan wisata bersama, keluarga ini mengalami kecelakaan yg sangat fatal yg telah merenggut jiwa ke 4 orang anaknya. Jadilah orang tua ini meraung menangis sejadi-jadinya meratapi kematian anaknya. Namun apa hendak dikata..... rupanya Yang menitipkan telah memutuskan untuk mengambil kembali titipanNya karena mungkin kecewa telah di perlakukan tidak sesuai harapanNya.
Terkadang kita orang tua lupa untuk mensyukuri betapa luar biasanya ciptaan Tuhan yang dititipkan pada kita yg kita sebut sebagai anak2 kita.... namun sayangnya kita sering kali buta dan tuli untuk bisa melihat dan mendengar pesan-pesan Tuhan melalui setiap prilaku anak kita. Sehingga pada akhirnya Tuhan perlu menjatuhkan batu di atas kepala kita agar kita para orang tua mau menengadahkan wajah untuk bersukur dan mau memahami pesan-pesan Tuhan melalui titipanNya, bukannya terus-menerus mengeluh dan mencari kekurangannya.
Sekarang juga, marilah kita menengadahkan wajah dan bersyukur...
ataukah kita ingin menunggu hingga Tuhan menjatuhkan batu di atas kepala kita...?
Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tdk bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja. Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya.
Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yg sama.
Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu lemparkannya ke arah org itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yg berisi pesannya.}
Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya . Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan "batu" kepada kita.
Suatu ketika ada orang tua yg memiliki empat orang anak yg katanya selalu saja membuat masalah...., katanya yang pertama anaknya cerewetnya bukan main, suka berkelit, dan memaksakan kehendaknya, tapi yg kedua pendiamnya bukan main sampai2 ia merasa sulit mengajaknya bicara, lain lagi dengan yg ke tiga, kerasnya alang kepalang hingga hampir setiap hari pasti bertengkar dengan orang tuanya, lantas... saya bertanya pada orang tua ini... bagaimana dengan yg terakhir... Wah kalo yang ini luar biasa cuek...males... kerjanya hanya main dan main lagi dengan teman-temannya...
Sy bicara panjang lebar....tentang anaknya yg sesungguhnya tidak ada masalah melainkan hanya memiliki sifat yg berbeda2 dan membutuhkan pendekatan yg berbeda pula dan bukan kekurangan yg setiap saat harus di keluhkan. Saya mengajak orang tua ini untuk lebih melihat sisi posistif dari anak2nya dan berfokus serta bersykur atas adanya perbedaan sifat2 tersebut, yg sepertinya saling melengkapi satu sama lain.
Namun... sayang sekali orang tua ini tidak bisa menerima penjelasan saya dan terus saja mengeluh...
Sampai suatu ketika dalam sebuah perjalanan wisata bersama, keluarga ini mengalami kecelakaan yg sangat fatal yg telah merenggut jiwa ke 4 orang anaknya. Jadilah orang tua ini meraung menangis sejadi-jadinya meratapi kematian anaknya. Namun apa hendak dikata..... rupanya Yang menitipkan telah memutuskan untuk mengambil kembali titipanNya karena mungkin kecewa telah di perlakukan tidak sesuai harapanNya.
Terkadang kita orang tua lupa untuk mensyukuri betapa luar biasanya ciptaan Tuhan yang dititipkan pada kita yg kita sebut sebagai anak2 kita.... namun sayangnya kita sering kali buta dan tuli untuk bisa melihat dan mendengar pesan-pesan Tuhan melalui setiap prilaku anak kita. Sehingga pada akhirnya Tuhan perlu menjatuhkan batu di atas kepala kita agar kita para orang tua mau menengadahkan wajah untuk bersukur dan mau memahami pesan-pesan Tuhan melalui titipanNya, bukannya terus-menerus mengeluh dan mencari kekurangannya.
Sekarang juga, marilah kita menengadahkan wajah dan bersyukur...
ataukah kita ingin menunggu hingga Tuhan menjatuhkan batu di atas kepala kita...?