178 - Kasus penodaan terhadap kitab suci Al-Qur’an kembali terulang. Parahnya, kali ini peristiwa tersebut justru dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara.
Sebagaimana dikutip oleh serambiMINANG dari status facebook aktivis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dinamika UIN Sumut, Lana Molen mengunggah sejumlah capture status facebook Tuah Aulia Fuadi yang isinya banyak menghujat Al-Qur’an.
Di antara isi statusnya yaitu,
Sebagaimana dikutip oleh serambiMINANG dari status facebook aktivis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dinamika UIN Sumut, Lana Molen mengunggah sejumlah capture status facebook Tuah Aulia Fuadi yang isinya banyak menghujat Al-Qur’an.
Di antara isi statusnya yaitu,
“Sebenarnya Al-Qur’an itu benda mati. Yang spesifiknya lagi, ia entitas firman yang sudah pingsan. Memang pada awalnya Al-Qur’an itu makhluk hidup. Namun setelah kepergian Rasul, esensialitasnya berubah menjadi mahluk yang serba pingsan. Banyak manusia yang sudah mencoba mengobatinya (menginterpretasinya), namun sampai sejauh ini, ia tetaplah benda mati. Dan merupakan firman yang masih pingsan.”
Selain itu, mahasiswa kelahiran 12 November 1993 ini juga pernah menulis dalam statusnya tanggal 28 Juli 2015, “Agama dan Tuhan adalah urusan privat. Mau menyembah Allah, Yesus atau mau menyembah pohon jengkol sekalipun di perempatan jalan, itu hak asasi. Negara wajib melindungi kebebasan itu selama tidak melakukan tindakan kriminal.”
Kemudian pada tanggal 29 Juli, ia kembali membuat pernyataaan kontroversial lewat status facebooknya,
“Dalam masalah sembahyang, orang Syiah lebih logis daripada orang Sunni. Sholatnya dipadatkan menjadi 3 kali sehari. Lebih asik lagi orang Kristen, sembahyangnya seminggu sekali. Tapi tentunya paling enak Budha-lah. Sembahyang kalau butuh aja. Kalau ga butuh, ya ga usah sembahyang.”
Tak hanya itu, pada tanggal 1 September 2015, mahasiswa UIN Sumut ini mengunggah foto kegiatan kampus dengan keterangan,
“Alhamdulillah, pada tanggal 29 Agustus lalu, pencucian otak berjalan dengan baik di UIN Sumatera Utara yakni merekonstruksi faham fundamental menuju ke arah Islam yang kosmopolitan. Dari yang teokratisasi menuju Islam yang lebih modernis, teknologis dan teknokratis. (Judul: Menjadi Ateis yang Religius, #pemikiran_ala_TANMALAKA).
Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Sumut asal Indrapura, Kabupaten Batubara ini dalam profilnya di media sosial Facebook juga mengaku sebagai anggota salah satu organisasi mahasiswa Islam.
Bahkan dalam salah satu komentar di laman facebook Lana Molen, seorang netizen dengan akun MuttaQien Sulaiman Al Qadry juga menyebut bahwa Tuah pernah melempar Al-Qur’an dalam sebuah forum pengkaderan organisasi mahasiswa Islam.
Respon negatif dari netizen bermunculan, namun tetap menyarankan agar Tuah diajak diskusi dan diedukasi agar mendapat pencerahan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi atau penjelasan resmi dari pihak UIN Sumut.
Untuk semua pembaca, waspadalah menggunakan sosial media, jadikan ini pelajaran untuk kita semua...
Sumber : sebarkanlah.com