178 - Profesor Mark Woodward datang ke Indonesia untuk mengikuti konferensi studi penyakit kanker di Bali. Setibanya di bandara ada hal yang ia anggap sedikit aneh.
Dalam acara konferensi pers dengan media, ahli biostatistik dari Oxford University, Inggris, ini bercerita sempat terkejut ketika melihat ada iklan rokok terpampang di bandara. Iklan dengan ukuran besar dengan mudah terlihat oleh orang yang berlalu-lalang dari segala usia.
"Saya bilang ke istri saya 'lihat itu ada iklan rokok.' Kami sudah bertahun-tahun tidak melihat iklan rokok karena di sebagian besar negara-negara dunia sudah dilarang," kata Mark di Westin Hotels & Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis (20/8/2015).
Hal tersebut Mark kaitkan dengan tingginya tingkat kanker di wilayah Asia Tenggara. Menurut studi yang ia lakukan dalam ASEAN Cost in Oncology (ACTION), kanker mulut menempati peringkat kedua jumlah kasus kanker terbanyak diikuti kanker paru di peringkat kelima.
"Satu hal terbaik yang harus dilakukan menurut saya adalah membuat orang-orang untuk tidak memulai dan berhenti merokok. Ini masalah untuk banyak negara di Asia," ujar Mark.
"Banyak perempuan muda melihat rokok adalah gaya hidup yang seksi. Ini bukan gaya hidup seksi, ini 'membunuh' Anda," lanjutnya.
----------------------------------
Perokok seringkali berkata: “Perokok meninggal karena kanker paru, yang tidak merokok meninggal karena rupa-rupa penyakit.” Pernyataan ini sangat, sangat, sangat salah. Rokok memang menjadi penyebab timbulnya kanker paru pada 87% kasus kanker paru, namun rokok juga menjadi penyebab pada 1/3 kasus kematian akibat keganasan. Perokok memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kanker paru, laring, rongga mulut, hidung & sinus, tenggorokan, esofagus, lambung, pankreas, servik, ginjal, kandung kencing, kolorektum (saluran pencernaan), dan kanker darah. Belum lagi jika kita bicara dampak rokok terhadap sistem jantung dan pembuluh darah. Serangan jantung diusia muda sudah bukan hal yang aneh lagi karena banyak perokok mengalaminya.
Dalam acara konferensi pers dengan media, ahli biostatistik dari Oxford University, Inggris, ini bercerita sempat terkejut ketika melihat ada iklan rokok terpampang di bandara. Iklan dengan ukuran besar dengan mudah terlihat oleh orang yang berlalu-lalang dari segala usia.
"Saya bilang ke istri saya 'lihat itu ada iklan rokok.' Kami sudah bertahun-tahun tidak melihat iklan rokok karena di sebagian besar negara-negara dunia sudah dilarang," kata Mark di Westin Hotels & Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis (20/8/2015).
Hal tersebut Mark kaitkan dengan tingginya tingkat kanker di wilayah Asia Tenggara. Menurut studi yang ia lakukan dalam ASEAN Cost in Oncology (ACTION), kanker mulut menempati peringkat kedua jumlah kasus kanker terbanyak diikuti kanker paru di peringkat kelima.
"Satu hal terbaik yang harus dilakukan menurut saya adalah membuat orang-orang untuk tidak memulai dan berhenti merokok. Ini masalah untuk banyak negara di Asia," ujar Mark.
"Banyak perempuan muda melihat rokok adalah gaya hidup yang seksi. Ini bukan gaya hidup seksi, ini 'membunuh' Anda," lanjutnya.
----------------------------------
Perokok seringkali berkata: “Perokok meninggal karena kanker paru, yang tidak merokok meninggal karena rupa-rupa penyakit.” Pernyataan ini sangat, sangat, sangat salah. Rokok memang menjadi penyebab timbulnya kanker paru pada 87% kasus kanker paru, namun rokok juga menjadi penyebab pada 1/3 kasus kematian akibat keganasan. Perokok memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kanker paru, laring, rongga mulut, hidung & sinus, tenggorokan, esofagus, lambung, pankreas, servik, ginjal, kandung kencing, kolorektum (saluran pencernaan), dan kanker darah. Belum lagi jika kita bicara dampak rokok terhadap sistem jantung dan pembuluh darah. Serangan jantung diusia muda sudah bukan hal yang aneh lagi karena banyak perokok mengalaminya.
Kanker mulut adalah salah satu jenis kanker berbahaya yang memerlukan diteksi dini. Insidensinya di Indonesia terus meningkat, hal ini diduga terjadi karena banyaknya perokok di Indonesia. Perokok dibandingkan mereka yang tidak merokok memiliki risiko 6x lebih besar mengalami kanker mulut. Karena itu anda sebaiknya mengetahui gejala yang dapat diakibatkan kanker mulut dan cara mendeteksinya.
Gejalanya antara lain:
- Sariawan yang tidak kunjung sembuh
- Pendarahan di mulut yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
- Timbul lesi berwarna putih, kemarahan, atau berbintik merah putih di mulut yang tidak kunjung hilang.
- Lesi yang keras, menonjol, membentuk krusta yang mengalami erosi di bibir, gusi, atau daerah lainnya didalam mulut.
- Nyeri yang tidak kunjung hilang di mulut
- Kesulitan menelan, mengunyah, berbicara atau menggerakan bibir.
Kanker mulut dapat bersembunyi di bagian mulut yang terdalam, dibawah lidah, atau di pangkal lidah. Jika anda ingin melakukan skreening sendiri, ada 8 tahap pemeriksaan yang dapat anda lakukan, gambarnya bisa dilihat dibawah. Jika seandainya anda merasa memiliki keluhan diatas, silahkan periksakan diri Anda ke dokter gigi.
Silahkan SHARE dan semoga bermanfaat....
Sumber : facebook