178 - Seorang remaja yang diduga korban aksi klitih meregang nyawa tak terselematkan setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Pemuda ini mengalami luka cukup parah di kepala bagian belakang. Tragisnya, pemuda ini meninggal tepat di hari ulang tahunnya.
Septian Iqbal Dinaka Rofiki (16) adalah nama pemuda tersebut. Pada Selasa (30/8/2016) dini hari lalu, ia ditemukan tergeletak bersimbah darah di sekitaran Makam Gajah, Miliran Umbulharjo. Kendati ia sudah mendapat perawatan intensif di rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal sehari setelahnya.
Ayah Iqbal, Ahmad Hadariy, ketika dijumpai usai pemakaman di TPU jalan Ireda, Mergangsan, Kamis (1/9/2016) mengatakan, anaknya ditemukan dengan luka sepanjang enam sentimeter di kepala bagian belakang.
Akibat luka itu, anaknya harus mendapat tujuh jahitan. Ahmad tidak tahu pasti penyebab anaknya sampai mengalami peristiwa nahas itu. Yang ia tahu anaknya keluar rumah yang beralamat di Bintaran Kulon, Mergangsan, pada pukul 03.00 Selasa (30/8/2016).
Anaknya kemudian ditemukan petugas kepolisian di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar pukul 05.00 WIB dalam keadaan tergeletak di pinggir jalan.
"Diduga dia bertemu dengan seseorang. Kemudian dia ditemukan dengan luka karena pukulan benda tumpul," ujarnya.
Ulang Tahun Ahmad tidak menyangka harus menguburkan anaknya pada 1 September tepat di mana Iqbal harusnya merayakan ulang tahun yang ke-16.
Karena hal itu pula, kasus kematian Iqbal sempat menghebohkan sosial media. Banyak netizen yang mengatakan almarhum Iqbal menjadi korban aksi klitih. Terkait kematian Iqbal yang misterius, hingga Kamis siang, pihak keluarga belum melaporkan ke kepolisian secara resmi.
Namun pihak keluarga memastikan rencana itu sudah ada. Ahmad mengatakan bahwa beberapa kali pihak keluarga sempat didatangi kepolisian untuk dimintai keterangan. Petugas meminta keluarga melakukan autopsi pada jenasah Iqbal. Namun oleh keluarga, hal itu tidak diperkenankan dan Iqbal tetap dimakamkan sesuai jadwal.
"Hanya diduga kalau dia menjadi korban pengeroyokan, karena kami juga belum punya alat bukti yang cukup. Yang bisa membuktikan itu kepolisian," imbuhnya.
Sementara kasus ini masih diselidiki oleh jajaran Polresta Yogyakarta.
sumber : tribunjogja.com