Ilustrasi gambar : google |
178 - Sahabat , banyak yang merasakan hal seperti ini, tapi semoga kita tidak termasuk di antaranya.
Sebelum menikah, rasanya calon pasangan hidup kita adalah makhluk terbaik yang Allah ciptakan di muka bumi ini, dia adalah manusia sempurna di mata kita dan tiada yang dapat menandingi. Namun setelah lamaran, mulai banyak terlihat pemuda/pemudi lainnya yang setara dengan dia, bahkan hati terasa ragu dan terus terdengar bertalu-talu; benarkah ia jodohku?
Setelah menikahinya, woow… tiba-tiba saja banyak yang terlihat lebih menarik dari pada pasangan hidup kita. Dan setelah menikah beberapa tahun, rasanya kok yaa semua orang lebih baik dan menarik daripada pasangan hidup sendiri?!
Di mana letak kesalahannya? Apakah pasangan hidup kita telah menyembunyikan borok dan keburukannya sebelum menikah? Sehingga saat kita mengetahuinya kita merasa ilfil? Ataukah pasangan hidup kita kurang menjaga penampilan setelah menikah sehingga rasa cinta kita memudar padanya?
Sahabat, jawaban sebenarnya ada pada hadits Rasulullah sebagai berikut:
Dari hadits tersebut kita akan tahu bahwa kesalahan sebenarnya sangat mungkin bukan bersumber dari pasangan hidup kita, melainkan dari ketamakan dan kerakusan diri kita sendiri.
Sebelum menikah, rasanya calon pasangan hidup kita adalah makhluk terbaik yang Allah ciptakan di muka bumi ini, dia adalah manusia sempurna di mata kita dan tiada yang dapat menandingi. Namun setelah lamaran, mulai banyak terlihat pemuda/pemudi lainnya yang setara dengan dia, bahkan hati terasa ragu dan terus terdengar bertalu-talu; benarkah ia jodohku?
Setelah menikahinya, woow… tiba-tiba saja banyak yang terlihat lebih menarik dari pada pasangan hidup kita. Dan setelah menikah beberapa tahun, rasanya kok yaa semua orang lebih baik dan menarik daripada pasangan hidup sendiri?!
Di mana letak kesalahannya? Apakah pasangan hidup kita telah menyembunyikan borok dan keburukannya sebelum menikah? Sehingga saat kita mengetahuinya kita merasa ilfil? Ataukah pasangan hidup kita kurang menjaga penampilan setelah menikah sehingga rasa cinta kita memudar padanya?
Sahabat, jawaban sebenarnya ada pada hadits Rasulullah sebagai berikut:
“Andaikan anak Adam itu memiliki lembah penuh berisi emas, pasti ia menginginkan lembah kedua! Dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali dengan tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa yang mau bertaubat!” (Shahih Muslim, no.1738)
Dari hadits tersebut kita akan tahu bahwa kesalahan sebenarnya sangat mungkin bukan bersumber dari pasangan hidup kita, melainkan dari ketamakan dan kerakusan diri kita sendiri.
Bercerai dengan suami karena ia terlihat hitam dan kulitnya kasar? Cobalah menikahi pria lain, boleh jadi malah mendapatkan suami dengan kulit putih dan halus, tapi ternyata pemalas dan tidak mau menafkahi keluarga! Aiih…
Jika seorang pria menikahi semua wanita cantik di seluruh Jawa, sudahkah nafsunya terpuasi? Belum tentu! Bisa jadi dia masih ingin menikahi wanita tercantik di Pulau Sumatera!
Yaaa… begitulah tabiat manusia, selalu merasa tidak cukup! Maka, penting bagi kita untuk belajar bersikap qonaah, merasa cukup dengan apa yang Allah berikan untuk kita.
Sahabat sekarang… bisakah kita melihat bahwa pasangan hidup kita saat ini adalah yang terbaik untuk diri kita? Dengan segala kelebihan dan setumpuk kekurangannya, Allah menebar banyak hikmah dalam pertemuan dan bersatunya kita dengannya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan kita tidak mengetahui.
Sumber : redaksi9.com