178 - Bapak dan Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat Islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada hari ini kita masih diperkenankan untuk mengkaji ayat-ayat Allah.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqamah melaksanakan ajarannya.
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kultum kali ini akan membahas tentang, “Beberapa Kesalahan Ketika Shalat Berjamaah”
Beberapa kesalahan yang dilakukan ketika melaksanakan shalat berjamaah, di antaranya adalah:
1. Seorang makmum mendahului gerakan imam
Dijadikannya imam dalam shalat berjamaah adalah untuk diikuti, maka makmum tidak dibenarkan untuk mendahului gerakan imam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya disebutkan,
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqamah melaksanakan ajarannya.
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kultum kali ini akan membahas tentang, “Beberapa Kesalahan Ketika Shalat Berjamaah”
Beberapa kesalahan yang dilakukan ketika melaksanakan shalat berjamaah, di antaranya adalah:
1. Seorang makmum mendahului gerakan imam
Dijadikannya imam dalam shalat berjamaah adalah untuk diikuti, maka makmum tidak dibenarkan untuk mendahului gerakan imam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya disebutkan,
“Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, merasa takut sekiranya Allah mengubah kepalanya menjadi kepala keledai atau Allah menjadikan rupanya sebagai rupa keledai’.”
Makmum yang mendahului imam mendapatkan ancaman yang keras, bahwa rupanya akan diubah menjadi rupa keledai, karena antara dirinya dan keledai mempunyai kesamaan dalam kejahilan (kebodohan). Karena jika dia tahu, tentu dia tidak akan mendahului imam dalam setiap gerakan shalat.
Ancaman dengan perubahan rupa orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam menjadi rupa keledai merupakan hal yang sangat mungkin terjadi dan hal ini termasuk jenis pengubahan wajah. Tetapi tidak pernah diriwayatkan kejadiannya secara sungguh-sungguh. Boleh jadi maknanya kembali kepada perubahan karakter, yaitu menjadi dungu seperti keledai.
Ancaman dengan perubahan rupa orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam menjadi rupa keledai merupakan hal yang sangat mungkin terjadi dan hal ini termasuk jenis pengubahan wajah. Tetapi tidak pernah diriwayatkan kejadiannya secara sungguh-sungguh. Boleh jadi maknanya kembali kepada perubahan karakter, yaitu menjadi dungu seperti keledai.
2. Makmum yang jumlahnya satu berdiri di belakang imam atau di samping kiri imam
Apabila shalat jamaah hanya terdiri dari dua orang (hanya ada imam dan satu makmum), maka posisi makmum adalah di samping kanan imam, bukan di kiri imam atau di belakangnya.
Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Abdullah bin Abbas RA, dia berkata,
“Aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat pada sebagian malam, lalu aku berdiri di samping kiri beliau. Maka beliau memegang kepalaku dan mendirikan aku di sisi kanan beliau,” (HR. Bukhari Muslim).
Abdullah bin Abbas pernah menginap di rumah bibinya, Maimunah. Maimunah ini adalah istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun malam untuk shalat, Ibnu Abbas juga ikut shalat bersama beliau. Dia berdiri di samping kiri beliau sebagai makmum. Namun kemudian beliau memegang kepalanya dan menyuruhnya berdiri di samping kanan beliau.
3. Tidak mengucapkan aamiin ketika imam membaca aamiin
Tidak ada alasan malas bagi makmum untuk mengucapkan aamiin ketika imam mengucapkan aamiin (setelah bacaan al-fatihah).
Dari Abu Huraurah RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika imam mengucapkan ‘aamiin’, maka ucapkan pula ‘aamiin , karena barangsiapa yang mengucapkan ‘aamiin’ bersama-sama dengan ucapan ‘aamiin’ para malaikat, maka diampuni di antara dosanya yang telah lampau,” (HR. Bukhari Muslim).
Doa Al-Fatihah merupakan doa yang paling baik dan paling bermanfaat. Karena itu disyariatkan bagi orang yang shalat, baik imam maupun makmum, berjamaah atau sendirian, untuk mengucapkan “aamiin” sesudahnya, karena ucapan “aamiin” merupakan pembawaan doa.
Hadits di atas juga menunjukkan keutamaan ucapan “aamiin” dan ia menjadi sebab pengampunan dosa. Tapi menurut ulama, pengampunan dosa ini khusus berlaku untuk dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar harus dilakukan dengan taubat.
Demikainlah sedikit yang dapat disampaikan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk-Nya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita dalam shalat.
Billahitaufik walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuuh.
Hadits di atas juga menunjukkan keutamaan ucapan “aamiin” dan ia menjadi sebab pengampunan dosa. Tapi menurut ulama, pengampunan dosa ini khusus berlaku untuk dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar harus dilakukan dengan taubat.
Demikainlah sedikit yang dapat disampaikan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk-Nya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita dalam shalat.
Billahitaufik walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuuh.
sumber: ZonaKeren.com